Senin, 02 November 2009


Mungkin bunga yang di samping ini sudah tidak asing lagi buat para pecinta alam. Tetapi, bunga keabadian tersebut tidak mempunyai arti apabila di usik oleh tangan-tangan usil yang memetik bunga keabadian untuk dibawa pulang. Apakah dengan memetik bunga keabadian ini sebagai tanda bahwa kita sudah mencapai puncak gunung tertentu????? tentu saja tidak, hal tersebut malah merusak ekosistem bunga tersebut.

Bunga Edelweiss ada beberapa macam warnanya, aneka macam warna ini tergantung habitat dimana bunga tersebut tumbuh. Seperti di gunung Arjuno dan Welirang, bunga ini berwarna sedikit kekuning-kuningan. Beda lagi di beberapa gunung lainnya, ada yang berwarna biru, sedikit kemerahan, tetapi yang paling umum bunga keabadian ini berwarna putih.

Tinggi pohonnya hanya sekitar 1/2-1 meter. Bunga ini umumnya terdapat di Jawa dan Sumatera. Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

Mungkin penjelasan singkat diatas bisa memberi pengetahuan untuk para pendaki gunung dan pecinta alam yang sangat bangga memetik bunga edelweiss dan membawa pulang untuk di pajang di rumah mereka sebagai bukti menaklukkan gunung tertentu. Karena keserakahan mereka, bunga edelweiss terancam musnah untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar